Temukan fakta-fakta menarik, gosip selebriti, dan cerita seru dari dunia hiburan hanya di Comolahice. Update terbaru seputar kehidupan selebriti yang bikin penasaran!
Dalam era digital yang serba cepat, media sosial dan kecerdasan buatan (AI) menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Penggunaan bahasa Indonesia menghadapi tantangan serius. Hal ini disampaikan oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen). Ia menyoroti pentingnya menjaga martabat bahasa Indonesia agar tidak tergeser oleh dominasi bahasa asing maupun gaya bahasa tidak baku yang marak di platform daring. Menurutnya, bahasa Indonesia bukan hanya alat komunikasi. Bahasa ini juga merupakan identitas dan simbol kedaulatan budaya bangsa.
Penguatan Literasi Bahasa di Kalangan Pelajar
Upaya pertama yang ditekankan Mendikdasmen adalah penguatan literasi bahasa Indonesia di sekolah-sekolah, terutama dalam konteks digital. Pemerintah tengah mendorong kurikulum yang menekankan kemampuan menulis dan berbicara sesuai kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal ini dilakukan tanpa mengabaikan kemampuan siswa untuk beradaptasi di dunia maya.
Program seperti lomba penulisan digital, kelas jurnalistik sekolah, dan pelatihan literasi media diharapkan dapat memperkuat kesadaran generasi muda. Tujuannya agar mereka berbahasa Indonesia secara santun dan kreatif di internet.
Selain itu, pendidik bahasa Indonesia kini dilatih untuk mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran. Dengan bantuan platform digital dan aplikasi AI berbasis bahasa Indonesia, siswa dapat belajar memperbaiki tata bahasa, ejaan, dan kosakata dengan cara yang lebih interaktif. Langkah ini menjadi bentuk adaptasi pendidikan terhadap perubahan zaman, tanpa meninggalkan akar kebangsaan.
Kolaborasi Pemerintah dan Platform Digital
Upaya kedua adalah kolaborasi strategis antara pemerintah dan perusahaan teknologi dalam menjaga standar bahasa Indonesia di ruang digital. Mendikdasmen mengungkapkan bahwa kementerian telah menjalin komunikasi dengan beberapa platform media sosial dan pengembang AI. Tujuannya adalah memastikan fitur-fitur seperti penerjemah otomatis, caption generator, dan chatbot menggunakan bahasa Indonesia dengan struktur yang benar. Sistem ini juga harus menghargai nilai-nilai budaya lokal.
Menurutnya, penggunaan AI dalam bahasa Indonesia masih perlu dikawal. Hal ini untuk menghindari “distorsi linguistik” — yaitu penggunaan kata, frasa, atau struktur kalimat yang menyimpang dari norma bahasa baku akibat adaptasi algoritma yang lebih condong pada bahasa asing.
Dalam konteks ini, pemerintah juga menyiapkan lembaga khusus di bawah Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa untuk melakukan verifikasi dan sertifikasi kebahasaan pada sistem AI yang beroperasi di Indonesia. Tujuannya adalah memastikan setiap teknologi yang digunakan masyarakat mampu mengenali dan menghormati bahasa nasional.
Kampanye Publik dan Budaya Berbahasa Sehat di Medsos
Upaya ketiga yang tak kalah penting adalah kampanye publik untuk membangun budaya berbahasa yang sehat di media sosial. Mendikdasmen menilai, banyak pengguna internet yang tidak menyadari bahwa cara berbahasa mencerminkan karakter dan kecerdasan seseorang. Oleh karena itu, kampanye bertajuk “Bahasa Indonesia Bermartabat di Dunia Digital” akan segera diluncurkan bekerja sama dengan para influencer, jurnalis muda, dan komunitas literasi.
Program ini akan mengajak masyarakat, khususnya generasi Z, untuk lebih bijak dalam menggunakan bahasa di media sosial. Misalnya, dengan menghindari ujaran kebencian, tidak mencampuradukkan bahasa secara berlebihan, serta tetap menggunakan kosakata yang mencerminkan sopan santun dan rasa hormat. Baca Juga: Era Kompetitif NBA: Tujuh Juara Berbeda dalam Satu Dekade
Selain itu, konten edukatif seperti video pendek, podcast, dan tantangan bahasa di TikTok akan menjadi bagian dari strategi komunikasi untuk membuat pembelajaran bahasa terasa relevan dan menyenangkan. Pemerintah berharap langkah ini dapat menumbuhkan kebanggaan masyarakat terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa utama yang hidup dan berkembang di tengah kemajuan teknologi.
Bahasa Indonesia sebagai Pilar Identitas Nasional
Di akhir pidatonya, Mendikdasmen menegaskan bahwa bahasa Indonesia bukan sekadar alat komunikasi, tetapi juga perekat persatuan nasional. Di era di mana algoritma dan kecerdasan buatan mulai memengaruhi cara kita berpikir dan berinteraksi, menjaga martabat bahasa Indonesia menjadi tugas kolektif. Ia menambahkan bahwa kemajuan teknologi seharusnya tidak membuat masyarakat melupakan jati diri kebahasaan yang menjadi fondasi bangsa.
“Bahasa Indonesia adalah wajah kita di dunia digital. Jika kita tidak menjaganya, maka kita akan kehilangan bagian penting dari diri kita sendiri,” ujar Mendikdasmen. Dengan berbagai program strategis yang kini digulirkan, diharapkan bahasa Indonesia tetap kokoh, adaptif, dan dihormati di tengah gempuran era media sosial dan AI yang kian cepat berubah.